Senin, 02 Mei 2011

Pemeriksaan Fisis Jantung_ (juniardi)


BAB  I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Munculnya gangguan fungsi jantung merupakan fenomena yang unik. Kalau melihat kerjanya yang non stop memompa darah ke seluruh tubuh, maka tidak diragukan lagi peran jantung sangatlah menentukan bagi kelangsungan hidup tiap individu. Karena itu, bila sampai muncul gangguan hingga menyebabkan kerusakan organ vital itu dan juga ada kerusakan pada organ lain yang menjadi “mitra kerja” jantung, maka hal itu mengarah pada kematian. Pada orang lain, adanya gangguan atau kerusakan mungkin bisa ada toleransi untuk bisa bertahan hidup. Namun sayangnya upaya menghindari dari hal yang fatal pada jantung masih sulit dilakukan.
Jantung adalah mesin kehidupan. Meski tersembunyi dalam rongga dada dan mustahil kita melihatnya secara nyata baik dalam kondisi masih berdenyut maupun sudah berhenti. Jantung berfungsi sebagai mekanisme pompa mendorong darah melalui seluruh sistem faskuler, sebenarnya terdiri dua pompa; jantung kanan yang memompa darah melalui paru-paru, dan jantung kiri yang memompa darah melalui organ dan jaringan perifer. Masing-masing unit terdiri dari 2 ruangan, atrium dan ventrikel.
Sejak terjadinya konsepsi sampai meninggal, jantung berdenyut secara ritmik dan kontinus untuk mempertahankan kehidupan. Beberapa penyakit timbul seiring dengan penurunan fungsi organ.
Oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi jantung dalam upaya memberikan perawatan yang optimal, membantu pasien untuk memahami kondisi yang terjadi dan mendukung pasien serta keluarga dalam mengembalikan fungsi hidup secara optimal. Sehingga praktikum mengenai pemeriksaan fisik ini menjadi sangat penting. Di mana pemeriksaan atau pengkajian fisik digunakan untuk memperoleh data obyektif dari kesehatan kardiovaskuler atau jantung klien. (1)

B.     Tujuan Percobaan
Adapun tujuan-tujuan dari percobaan ini adalah :
1)      Mempelajari cara-cara pemeriksaan fisis jantung.
2)      Menentukan posisi apeks jantung.
3)      Menentukan batas-batas jantung.
4)      Mempelajari suara-suara pada siklus jantung.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A .   Pengertian
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di  bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram.(1)
Jantung menjalangkan fungsinya  melalui fase ritme yang teratur dari kontraksi dan relaksasi yang diketahui seperti siklus jantung. Ada dua fase di dalam siklus jantung, yaitu sistol dan diastole. Selama sistol darah dipompa keluar dari jantung dan tekanan darah dipembuluh darah pembuluh darah meningkat. Seperti otot rileks selama diastole tekanan darah menurun dan darah masuk kembalih di jantung. (2:27)
Jantung berada dalam dinding torax, antara kedua paru-paru dan di belakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Kedudukannya yang tapat dpat digambarkan pada kulit dada kita. Garis yang ditarik dari tulang rawang iga ketiga kanan , dua sentimeter masuk dan keluar.
Titik disebelah kiri antara iga kelima dan keenam, atau didalam ruang interkostal kelima kira empat cm dari garis medial, nununjukkan kedudukan apeks jantung, yang merupakan ujung tajam dari ventrikel. (3:121)
THORAX1


B.       Letak Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thorax), di antara kedua paru.
a.       Bagian depan dilindungi oleh sternum dan tulang-tulang iga setinggi kosta ke-3 sampai ke-4.
b.      Dinding sampai berhubungan dengan paru-paru dan faises mediastinalis.
c.       Dinding atas setinggi thorakal ke-6 dan sevical ke-2 berhubungan dengan aorta, pulmonalis, dan broncus dextra dan sinistra.
d.      Dinding belakang, mediastinum posterior aesofagus, aorta desendens, vena azigos dan kolumna vertebra torakalis. 
e.       Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.(1)
C.       Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebutatrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1.      Atrium
a.       Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan keventrikel kanan melalui katub  dan selanjutnya ke paru.
b.      Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium. 
2.      Ventrikel
     Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut   muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda tendinae.
a.       Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan keparu melalui arteri pulmonalis
b.      Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.(4)
D.       Stuktur Jantung
Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung terbagi oleh sebuah septum menjadih dua belah, yaitu kiri dan kanan. Sesudah lahir tidaK hubungan satu dengan yang lain antara kedua belahan ini. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang yang diatas disebut atrium dan yang dibawah ventrikel. Maka di kiri terdapat satu atrium dan satu ventrikel dan dikanan juga satu atrium dan satu ventrikel. Disetiap sisi ada hubungan antara antrium dan ventrikel melalui libung atrio-ventrikuler dan lubang tersebut terdapat katub mitral atau katub trikuspidalis. Katub-ventrikuler mengizinkan darah mengalirkan hanya kesatu jurusan yaitu dari atrium ke ventrikel; dan darah mengalir kembali dari dari ventrikel ke atrium. (3:122)
E.       Pemeriksaan Fisis Jantung
a.       Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Focus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, dan simetris.
b.      Palpasi
Palpasi adalah suatu bentuk teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data, tentang temperature, turgor, bertuk, dan kelembaban. Perkusi Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri-kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsentrasi jaringan. Suara-suara yang dijumpai pada perkusi.
a.       Sonor
Suara perkusi jaringan normal.
b.      Redup
Suara perkusi jaringan yang lebih padat atau konsolidasi  paru-paru, seperti pneumonia.          
c.       Pekak
Suara perkusi jaringan yang padat seperti pada adanya cairan dirongga pleura, perkusi darah jantung.
d.      Hipersonor atau timpani
Suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong.
c.       Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Ada empat ciri-ciri suara yang perlu dikaji dengan auskultasi : 
a.       Pitch ( dari suara yang tinggi ke rendah )
b.      Keras ( dari suara yang halus ke keras )
c.       Kualitas ( meningkat sampai melemah )
d.      Lama ( pendek, menengah, panjang )
Suara tambahan atau tidak normal yang dapat diauskultasi pada jantung dan napas meliputi :
a)      Rales
b)      Ronchi
c)      Wheezing
d)     Pleural Friction Rub

Bising adalah suara yang relatif panjang (dibandingkan bunyi jantung) dibangkitkan oleh turbulensi aliran darah di sistim kardiovaskuler. Adanya hubungan abnormal antar ruang jantung dan dua kondisi kelainan katup, stenosis dan regurtasi adalah penyebab sebagian besar bising jantung. Karakter bising ditentukan oleh kecepatan aliran darah dan getaran struktur yang mengelilingi.(1)

Dalam keadaan normal terdengar dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop selama setiap siklus jantung.
a.       Bunyi S1 berbunyi “lub” yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh penutupan mendadak katub mitralis dan trikuspidalis pada permulaan sistolik ventrikel.
b.      Bunyi S2 adalah “dub” yang lebih singkat dan dan bernada tinggi yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katub aorta dan pulmonaris tepat setelah akhir sistolik ventrikel.
c.       Pada banyak orang dewasa muda, terdengar bunyi S3 yang lembut dan bernada rendah pada sekitar sepertiga jalan menuju diastolic. Bunyi ini bersamaan dengan periode pengisian cepat ventrikel dan mungkin disebabkan oleh oleh getaran yang ditimbulkan oleh aliran darah masuk.
d.      Kadang-kadang terdengar bunyi S4 saat sebelum bunyi pertama saat atrium tinggi atau ventrikel kaku dalam keadaan seperti hipertrofi ventrikel. Bunyi ini disebabkan oleh pengisian ventrikel dan jarang terdengar pada orang dewasa normal.    
Bunyi pertama memiliki durasi sekitar 0,15 detik dan frekuensi 25-45 Hz. Bunyi ini lembut saat kecepatan denyutan jantung lambat, karena ventrikel terisi penuh oleh darah dan daun-daun katup AV mengaping bersama sebelum sistolik. Bunyi kedua berlangsung sekitar 0,12 detik dengan frekuensi 50 Hz. Bunyi ini keras dan tajam apabilah tekanan diastolic di aorta atau arteri pulmonalis meningkat, yang menyebabkan katub-katub mnutup dengan cepat pada akhir sistolik. Interval antara penutupan  katub aorta dan pulmonalis selama inspirasi sering cukup panjang sehingga bunyi kedua mengalami reduplikasi (pemisahan fisiologis bunyi jantung kedua). Pemisahan juga terjadi pada berbagai penyakit. Bunyi ketiga memiliki durasi 0,1 detik. (5:546)
F.     Tahap Jantung
Jantung bekerja selama kita hidup dan membutuhkan makanan yang berasal dari darah dengan tahap kerja sebagai berikut
a.       Tahap Kontrisi Ventrikel jantung dalam keadaan menguncup dan katup (bikuspidalis dan trikuspidalis) dalam keadaan tertutup. 
b.      Tahap dilatasi Jantung mengembang, katup bikuspidalis dan trikuspidalis terbuka sehingga darah dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri begitu pula pada jantung disebelah kanan.
c.       Tahap istirahat Darah masuk dalam kedua bagian jantung, yaitu jantung kanan dan jantung kiri. (1)
G.    Tahapan Bunyi Jantung
a.       Bunyi I           
Bunyi “lub” rendah, penutupan katup mitral dan trikuspidalis lamanya 0,15 detik dan frekuensinya 25 – 45 Hz.
b.      Bunyi II         
Bunyi “dup” lebih pendek dan nyaring, disebabkan menutupnya katup aorta dan pulmonal segera setelah sistolik ventrikel berakhir. Frekuensinya 50 Hz dan berakhir 0,15 detik.
c.       Bunyi III
Bunyi ini lemah dan rendah, disebabkan oleh getaran yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.
d.      Bunyi IV
Terkadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium tinggi atau ventrikel kaku.(6:117)




H.    Mekanisme Terjadinya Bunyi Jantung
a.       Bunyi jantung I
Ditimbulkan karena kontraksi yang mendadak terjadi di awal sistolik mereganggnya daun-daun katup mitral dan trikuspid yang mendadak akibat tekanan dalam ventrikel yang meningkat dengan cepat, meregangnya dengan tiba-tiba chordae tendinea yang memfiksasi daun-daun katup yang telah menutup dengan sempurna, dan getaran kolom darah dalam outflow tract (jalur keluar) ventrikel kiri dan dinding pangkal aorta dengan sejumlah dasra yang ada di dalamnya. Bunyi jantung I terdiri dari komponen mitral dan trikuspidal.
b.      Bunyi jantung II
Ditimbulkan karena vibrasi akibat penutupan katup aorta (komponen aorta), penutupan katup pulmonal (komponen pulmonal), perlambatan aliran yang mendadak dari darrah pada akhir ejeksi sistolik, dan benturan balik dari kolom darah pada pangkal aorta dan membentup katup aorta yang baru tertutup rapat.. Bunyi jantung II terdiri dari komponen aorta dan pulmonal.
c.       Bunyi jantung III
Terdengar karena pengisian ventrikel yang cepat (rapid filling phase). Vibrasi yang ditimbulkan adalah akibat percepatan aliran yang mendadak pada pengisian ventrikel karena relaksasi aktif ventrikel kiri dan kanan dan segera disusul oleh perlambatan aliran pengisian.
d.      Bunyi jantung IV 
Dapat terdengar terdengar bila kontraksi atrium terjadi dengan kekuatan yang lebih besar, misalnya pada keadaan tekanan akhir diastol dan ventrikel yang meninggi sehingga memerlukan dorongan pengisian yang lebih keras dengan bantuan kontraksi atrium yang lebih kuat.(7)



I.       Siklus Jantung
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai permulaan denyut jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus, ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superior, dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel, karena terdapat pengaturan khusus dalam system konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dari 0.1 detik ketika impuls jantung di hantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului kontraklsi ventrikel, sehingga akan memompa darah kedalam ventrikel sebelum trejadi kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke system pembuluh darah tubuh.(8:110-111)
Ketika otot ventrikuler berelaksasi, periode diastole, tekanan di dalam vena dan arteri melebihi tekanan dalam ventrikel menyebabkan darah mengalir masuk ke ventrikel melalui katub atrioventrikuler (katub mitral di sisi kiri dan tricuspid dibagian kanan. (9:202)
Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolic, yaitu periode pengisian jantung dengan darah yang diikiti oleh satu periode kontraksi yang disebut sistolik. (8:111)
J.      Fase Siklus Jantung
1.      Fase I : Periode pengisian. Dalam diagram volume-tekanan, fase ini dimulai pada volume ventrikel kira-kira sebanyak 45 mililiter dan tekanan diastolik hampir 0 mmHg. Empat puluh lima mililiter adalah jumlah darah yang tetap tinggal dalam ventrikel sesudah denyut jantung yang terdahulu dan disebut sebagai volume sistolik akhir. Sewaktu darah vena yang berasal dari atrium kiri memasuki ventrikel, biasanya voleme ventrikel akan meningkat sampai kira-kira 115 mililiter, yang disebut sebagai volume diastolik-akhir, yang merupakan suatu kenaikan sebesar 70 mililiter.
2.      Fase II : Periode kontraksi isovolemik. Selama kontraksi isovolemik, volume ventrikel tidak mengalami perubahan karena semua katup tertutup, Akan tetapi, tekanan di dalam ventrikel akan meningkat sampai sama dengan tekanan di dalam aorta, pada tekanan sebesar 80 mmHg.
3.       Fase III : Periode ejeksi. Selama ejeksi, tekanan sistolik meningkat lebih tinggi lagi, sebab ventrikel masih berkontraksi. Pada waktu yang sama, volume ventrikel akan menurun karena katup aorta sekarang telah terbuka dan darah mengalir keluar dari ventrikel masuk kedalam aorta.
4.      Fase IV : Periode relaksasi isovolemik. Pada akhir periode ejaksi, katup aorta menutup, dan tekanan ventrikel turun kembali ke nilai tekanan diastolik. (10:115)
















BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Nama Percobaan
 Pemeriksaan Fisis Jantung
B.     Alat yang dibutuhkan :
1.      Stetoskop
C.     Prosedur Kerja :
Orang coba berbaring telentang dengan kepala di sebelah kiri pemeriksaan. Setiap anggota regu sebaiknya melakukan pemeriksaan ini.
a.       Inspeksi (Periksa Pandang)
Perhatikan posisi dari denyut apeks jantung dan nyatakan titik terendah dan terluar dari pulpasi jantung maksimal. Biasanya ini terletak pada ruang interkosta V kiri sternum.
b.      Palpasi (Periksa raba)
Rabahlah dengan jari-jari pada daerah apeks dan rasakanlah dorongan dari apeks ventrikel.
c.       Perkusi (Periksa ketuk)
Letakkanlah jari telunjuk tangan kiri pada dinding toraks dan ketuklah dengan jari tangan kanan. Mula-mula jari telunjuk tangan kiri diletakkan di atas daerah paru-paru kemudian sambil mengetuk pindahkan jari tersebut menuju kearah jantung. Perhatikanlah saat terjadihnya perubahan pada bunyi ketukan yang terdengar dan berilah tanda pada tempat tersebut. Dengan demikian dapat dilukiskan batas-batas jantung.
d.      Auskultasi (Periksa dengar)
1.      Suara jantung pertama (S1)
Leakakkan stetoskop pada ruang interkostal V sebelah kiri sternum diatas apeks jantung. Pada tempat ini S1 terdengar jelas dengan intensitas maksimum.


2.      Suara jantung kedua (S2)
Letakkan stetoskop pada ruang interkostal II sebelah kanan sternum. Disini paling jelas terdengar S2. Pada daerah pulmonal (pinggir kiri sternum bagian atas) normal dapat didengar dua komponen S2 (suara jantung kedua yang terpisah) komponen satu disebabkan oleh penutupan katup pulmonaris. Pemisahan S2 ini tersdengar jelas pada saat inspirasi. Letakkan stertoskop pada tepi kiri sternum bagian atas dan dengarkan terjadi pemisahan S2 pada waktu inspirasi dalam.
3.      Suara jantung ketiga (S3)
Suara ini umumnya terdengar pada orang muda, paling jelas pada apeks jantung sifatnya lemah dan terjadih kira-kira 0,08 detik sesudah S2. Suarah ini disebabkan oleh osilasi pada dinding ventrikel dengan cepat. Letakkan stetoskop pada apeks jantung (interkostal V kiri) dan ada tidaknya S3 sesudah S2. Untuk memperjelas S3 tinggikanlah tungkai orang coba dan mintalah orang coba untuk melakukan aktivitas fisik sejenak.
4.      Suara jantung keempat (S4)
Normalnya suara ini tidak terdengar denagn stetoskop kecuali dengan patologis. S4 terjadi akibat kontrkasi antrium yang menyebabkan darah masuk kedalam ventrikel.
D.    Hasil percobaan
Hasil percobaan yang kami peroleh adalah sebagai berikut :
a.       Inspeksi   :   Denyut apeks jantung baring terlihat
b.      Palpasi     :   Ada detak jantung
c.       Perkusi     :  Terdengar perubahan bunyi
d.      Auskultasi :  Terdengar bunyi S1, S2, S3




E.     Analisa Hasil Pengamatan
Dalam percobaan pemeriksaan fisis jantung ini, ada beberapa cara pemeriksaan yang digunakan yaitu :
a.       Cara inspeksi (periksa pandang)
Posisi denyut apeks orang coba terletak pada ruang interkosta V kiri sternum. Tapi apeks jantung orang coba tidak terlihat jelas karna orang coba tidak terlalu kurus. Obesitas atau otot pektoralis yang sangat berkembang dan payu darah besar yang menggantung semuanya dapat menbuar impuls apical jantung menjadi tidak jelas.
b.      Palpasi (periksa rabah)
Denyut apeks jantung dapat dipalpasi diposisi dekubitus lateral kiri, dan denyut apeks jantung dapat dirasakan karena sistolik ventrikel.
c.       Perkusi (periksa ketuk)
Jari telunjuk tangan kiri diletakkan di atas daerah paru-paru kemudian sambil mengetuk jari pindahkan ke daerah jantung, dan hasilnya bunyi saat ketuk di daerah paru-paru berbedah dengan bunyi ketukan pada daerah jantung begitu piula bunyi ketuakn di daerah perut. Ini disebabkan karena paru-paru berisi udarah sedangkan daerah dada bagian kiri berisis jantung.
d.      Auskultasi (periksa dengar)
Suara jantung yang diperoleh pada saat bunyi jantung pertama terdengar lebih lambat dan suaranya jelas sebelah kiri sternum,suara itu terdengar jelas pada ruang intercosta V. Bunyi jantung kedua terdengar suara lebih besar dan cepat karena adanya penutupan katup yang terdengar setelah bunyi jantung pertama,bunyi ini terdengar pada ruang intercosta II sebelah kanan sternum,suara jantung dua ini dapat diperjelas dengan melakukan inspirasi dalam karena pada saat inspirasi dalam, pulmonal lambat menutup karena ada udara dalam paru-paru sedang pada katub aorta cepat tertutup. Pada suara jantung ketiga tidak terdengar jelas tetapi setelah melakukan aktivitas fisik atau dengan merubah posisi dari baring kemudian duduk yang terdengar hanya bunyi bising, suara bising tersebut terdengar karena jantungnya membutuhkan asupan energi yang besar sehingga menyebabkan distersi jantung semakin besar besar kontraksi jantung pun semakin besar. Pada percobaan kami, tidak mendengar bunyi jantung keempat.   
Hal ini disebabkan karena bunyi ini sangat pelan dan frekuensi getarnya pun sangat rendah. Bunyi ini sangat terdengar karena terlampau dekat dengan bunyi jantung pertama. Bunyi jantung keempat terjadi akibat kontraksi atrium. Pada suara jantung keempat normalnya tidak terdengar dengan stetoskop kecuali pada keadaan patologis. Menurut teori,bunyi jantung keempat terjadi pada waktu sistolik atrium. Dikenal juga dengan nama ”gallop atrium”,biasanya sangat pelan atau tidak terdenagr sama sekali,bunyi ini timbul sesaat timbul bunyi jantung pertama. Gallop atrium terdengar apabila resistensi ventrikel terhadap pengisian atrium meningkat sebagai akibat berkurangnya peregangan dinding ventrikel atau peningkatan isi ventrikel.

















BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :
a.       Posisi apeks jantung itu berada di bagian intercosta V, sebelah kiri sternum,  intercosta V ini terletak antara costa 5 dan 6
b.      Cara-cara pemeriksaan fisis jantung itu pada dasarnya ada 4 langkah yang kesemuanya ini dilakukan secara berurutan, dimulai dari inspeksi(periksa pandang ), palpasi ( periksa raba ), perkusi ( periksa ketuk ), auskultsi (Periksa dengar )
c.       Batas-batas jantung : bagian kanan (pada daerah parasternalis), bagian kiri  pada daerah midclavicularis), bagian atas ( intercosta II), bagian bawah (intercosta V)
d.      Letak dari apeks jantung, yaitu :
a.       Terletak di ruang intercostalis V sinistra,- Berada 9 cm dari linea mediana sinistra
b.      Berada 2 jari linea mediana medioclavicularis sinistra
c.       Menghadap ke arah caudal-ventral kiri, terletak kurang lebih di bagian tengah cavum thoracia
d.      Segaris dengan midclavicula.
e.       Suara-suara jantung itu ada 4 yaitu bunyi jantung S1, S2,dan S3, dan S4 . namun S4 hanya terdengar pada saat patologis.
B.Saran
a.       Seabaiknya yang menjadi orang coba pada percobaan ini adalah laki-laki yang agak tidak berisi (kurus) agar pemeriksaan fisis jantung lebih mudah dilakukan.
b.      Sebaiknya dalam  melakukan praktikum pemeriksaan fisis jantung ini ,dilaksanakan di suatu ruangan tersendiri agar bunyi jantung terdengar jelas tanpa ganguan kelompok lain


DAFTAR PUSTAKA
1.         Ilham.2009.Fisis Jantung.in www.akperbuton.co.cc.Last Update
Sabtu,03 Juli 2010
2.         Taylor,Shelley E.2003.Health Psychology.Mc Graw Hill:New York
3.         Pearce,Evelyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
4.         Fraxawant.2008.Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler.
in www fraxawant.wordpress.com.Last Update Sabtu,03 Juli 2010
5.         Ganong,William F.2003.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta
6.         Syaifuddin.2009.Fisiologi Tubuh Manusia.Edisi 2.Salemba Medika:Jakarta.
7.         Purnama,Tentorium Feby.2010.Bunyi Jantung Utama.
in www. febypurnama-tentorium.blogspot.com.Last update
Sabtu, 03 Juli 2010
8.         Guyton,Arthur C.2007.Textbook of Medical Physiology 11 th Ed.
Elsevier Saunders:Philadelphia
9.         Johnson,Leonard R.2003.Essential Medical Physiology. Elsevier: California
10.     Guyton,Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta












Tidak ada komentar:

Posting Komentar